Ini
cerita tentang persentuhan pertama saya dengan gunung api pertama di Jawa yang
saya kunjungi. Saat itu libur kenaikan kelas 3 SD. Aku bersama keluargaku pergi jalan-jalan ke
gunung Tangkuban perahu. Sebenarnya saat ke gunung Tangkuban Perahu bisa
dibilang kami tidak melakukan pendakian,
makanya saya tulis mengunjungi. Toh, buat jalan-jalan ke gunung ga harus
mendaki dengan ala pendaki gunung profesial juga kan. Lagipula usia saya pada
saat itu masih 8 tahun dan keluargaku bukanlah keluarga pendaki. Lagi pula
yang kami cari adalah esensi keharmonisan liburan keluarga, bukan pendakian
gunung ala pecinta alam. Soal tahunnya, aku kurang ingat mungkin 1999 atau 2000.
Bisa
pergi jalan-jalan bareng keluarga ke Jawa Barat merupakan pengalaman yang lebih
seru dibandingkan hanya menghabiskan liburan di kampung halaman saya bersama
teman yang itu-itu saja. Yah, bukan bosan dengan mereka sih. Cuma rasanya lebih
seru saja kalau ada kesempatan liburan yang lebih menarik dengan petualangan
seru ke Tangkuban Perahu, Jawa Barat. Ditambah lagi pada saat itu film
Petualangan Sherina lagi terkenal-terkenalnya. Dan aku tahu film itu syutingnya di Jawa Barat. Secara aneh
aku berharap aja ketemu Sherina yang seusiaku pada saat itu. Hehehe mimpi kali
ya.
Gunung Tangkuban Perahu terltak sekitar
Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung. Gunung ini mempunyai
ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat
erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan
melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang,
mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang.
Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutani. Suhu rata-rata hariannya adalah 17oC
pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.
Untuk
mencapai gunung Tangkuban Perahu, kita
bisa menuju daerah Lembang tepatnya desa Cikole,
kurang lebih 30 menit dari Bandung menggunakan kendaraan bermotor. Ada dua alternatif
jalan menuju Tangkuban Perahu. Yang pertama jalur utama, yakni jalur kendaraan bermotor
(baik motor, mobil maupun bus)
masuk melalui jalan raya Lembang-Subang. Jaraknya kurang lebih 3 km dari
gerbang. Jalur yang kedua masuk melalui kawasan Jayagiri,
biasanya ini untuk jalur hiking.
Track ini jalannya menanjak dengan kemiringan sekitar 300 Celcius. Harga
tiket masuk kawasan Tangkuban perahu Rp. 13.000, sedangkan untuk yang masuk
melalui kawasan Jayagiri ditambah Rp. 4.000.
Di
kawasan Lembang ini merupakan tempat yang banyak spot-spot wisata khusus seperti
bumu perkemahan, tempat outbound, pemandian air panas, kebun buah atau sekedar
melihat pemandangan di pinggir jalan. Pokoknya objek wisata yang ditawarkan
disini lebih berpusat pada wisata panorama alam dari hutan dan pegunungannya
yang sejuk.
Balik ke tujuan semula, Tangkuban
perahu. Dari Subang
setelah mendapatkan jalan raya menuju pintu gerbang objek wisata gunung
tangkuban perahu. Disana bagi yang punya kendaraan pribadi, seperti sepeda
motor atau mobil, boleh langsung meneruskan perjalanan menuju kawah gunung
tangkuban perahu. Tentunya setelah membayar retribusi masuk lokasi wisata. Jika
menggunakan bus pariwisata yang gedenya memakan lebarnya jalan yanga ada. Maka
para wisatawan harus turun dan boleh ikut menumpang mobil tour yang disediakan
oleh pengelola wisata secara gratis. Karena keluargaku ikut bus wisata, kami
ikut tumpangan gratis ini.
Dari sini kami meneruskan perjalanan
yang memakan waktu tidak lebih dari 20 menit. Hutan yang ada seingat saya
mirip-mirip di film Jurasic Park
dikit lah. Lebat banget, apalagi ada pohon-pohon pakis haji (paku-pakuan) yang
menambah nuasa hutan yang sangat lebat.
Ditambah nuansa magis dari kabut yang menyelimuti lembah. Sepanjang
perjalanan di mobil tumpangan yang tanpa jendela ini obrolannya tak jauh dari
guyonan siapa yang kentut. Karena semakin keatas semakin tercium bau kentut
gunung yang menyengat, gas belereng dari kawah gunung tangkuban perahu. Dan tanpa terasa sudah
sampai saja di parkiran wisata di
seputaran bibir kawah gunung tangkuban perahu.
Kalau boleh banggain pendapat
pribadi, ini dia enaknya jalan-jalan ke Tangkuban Perahu. Karena cepat
sampainya karena bisa naik kendaraan, dan bisa rame rame sekalian sama
keluarga. Ditambah kita sudah bisa
menikmati nuansa puncak gunung . Tanpa harus capek-capek kayak naik gunung yang
harus trekking jalan kaki. Memang sih
kalau kata para orang yang pernah naik gunung secara trekking atau pendapat orang kebanyakan naik tangkuban perahu belum
bisa disebut naik gunung. Tapi buat mereka-mereka yang anak-anak, manula, para
manusia kuat yang merasa lemah atau ga
minat kalau diajakin naik gunung yang sebenarnya. Gunung wisata kayak tangkuban
perahu inilah alternatifnya.
Toh
pemandangan yang didapat sama indahnya kok kayak gunung-gunung yang lain. Ada
kawah gunung berapinya yang negluarin gas terus-menerus, hutan pegunungan yang
pohonnya pendek-pendek, awan yang terlihat di atas kepalla dan dibawah
lembahan, pemandangan dari ketinggian plus
suhu penggunungan yang dingin. Ditambah lagi ada yang jualan bakso anget di
emperan toko souvenir batu antik,
yang juga menjual kayu awet muda, bubuk belerang dan souvenir lainnya.
Yah agak malu-maluin sih kalau
dibilang kok bisa bangga naik gunung kayak ginian. Tapi kalau dari aku sendiri
walaupun naik gunung wisata kayak gini ga terlalu “menantang”. Tapi buatku ini
merupakan awal pertamaku menyukai wisata-wisata alam pegununggan. Sampai-sampai
bikin keinginan buat naik gunung Dempo di provinsi kempung halamanku kalau
sudah lebih gede nantinya. Jadi, kalau kalian minat buat coba wisata ke gunung,
tapi ga mau capek, kenapa ga Tangkuban perahu aja.
terima kasih sudah berbagi gan
BalasHapustangkuban perahu emang keren gan
BalasHapuspengen banget ke tangkuban perahu gan
BalasHapustapi sayang sekarang banyak oknum yang enggak bertanggung jawab, banyak orang buang sampah sembarangan...
BalasHapusmangtap paket wisata bandung murah ini
BalasHapus